Pembukaan Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Kabupaten Nunukan
Samarinda – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes., MARS pada senin (20/02/2023) membuka Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Kabupaten Nunukan yang dilakukan secara hybrid. Dalam kesempatannya, beliau menerangkan bahwa permasalahan angka kematian ibu dan angka kematian bayi neonatal dan balita menjadi permasalahan yang penting sebagai indikaor dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Hal ini karena kesehatan maternal neonatal menjadi kesehatan yang esensial dimana berbagai penyakit dan risiko yang akan dihadapi oleh manuisa itu sendiri berasal dari kesehatan maternal dan neonatal. Tentu berbagai hal harus dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan menurunkan angka kematian neonatal dan bayi balita yang saat ini masih menjadi masalah diseluruh wilayah di Indonesia.
“kita menyadari bahwa berbagai upaya telah dilakukan. Akan tetapi upaya-upaya tersebut mungkin ada yang belum optimal dilakukan.” tambahnya
Tentu salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ialah mengadakan pelatihan terkait penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal untuk mengurangi risiko dalam penanganan angka kematian ibu dan bayi.
Memang didalam beberapa literatur maupun survei dikatakan bahwa 15-20% kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi, dan ini tentu menjadi risiko terjadinya kematian, baik maternal maupun neonatal.
Banyak kematian yang disebabkan karena tidak teridentifikasi dengan baik, ataupun sudah teridentifikasi dengan baik tetapi koordinasi antara rumah sakit rujukan dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ataupun dengan lintas sektor yang tidak baik.
Ini menjadi tugas kita bersama untuk semua segmen, baik Dinas Kesehatan maupun lintas dinas atau mungkin dari pemerintah desa maupun stakeholder yang ada.
“saya berharap agar selain pelajaran terkait dengan profesionalisme dari PKMN ini, juga mohon ada muatan terkait dengan kolaborasi dan koordinasi dengan determinasi sosial lain yang bisa kita lakukan” tambahnya.
Sejalan dengan dr. Jaya, ketua panitia Rahmawati, SKM, M.Kes. berharap agar peserta dapat melakukan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan kewenangannya.
Peserta Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal diikuti oleh 22 orang peserta yang berasal dari puskesmas dan dinas kesehatan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Pelatihan digelar hingga 3 Maret 2023 secara klasikal di Bapelkes Kaltim.