Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Terampil Angkatan V Tahun 2021

Samarinda- Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Terampil Angkatan V resmi dibuka pada Senin (2/8) lalu melalui Zoom Meeting. Hadir juga Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Nurul Wahidah, S.K.M., M.Kes. untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara menggantikan kepala Dinas Kesehatan Prov. Kaltim yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Peserta yang mengikuti pelatihan ini berperan sebagai garda terdepan yang bertugas menolong persalinan. Tentunya peserta pelatihan harus terampil dalam melakukan pertolongan, persalinan, maupun pasca perawatan persalinan bagi ibu dan bayi serta perawatan khusus. Disamping itu perlunya melakukan intervensi lebih dahulu kepada kelompok remaja dan dewasa dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Dalam mempersiapkan hal ini para remaja harus dipersiapkan, agar ketika nanti menikah kesehatanya sudah siap untuk hamil yang tentunya ketika diakhir nanti tidak menjadi penyumbang peningkatan angka kematian ibu maupun angka kematian bayi.

“Para bidan diharapkan agar melakukan deteksi dini saat kehamilan minimal 4 kali, mulai dari trimester pertama sampai seterusnya harus dikawal sehingga tidak akan terambat untuk dirujuk jika terjadi sesuatu. Jangan sampai mau dekat persalinan, baru dikawal” tambahnya.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang profesional tentunya tetap didukung oleh SDM yang profesional dan bermutu. Kementerian Kesehatan telah menetapkan 30 jabatan fungsional kesehatan yang diberi tugas, tangggungjawab, wewenang, dan hak untuk melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan profesionalnya masing-masing. Jadi jika berbicara kesehatan tidak bisa satu profesi yang bisa menyelesaikan suatu permasalahan. Penyebab masalah kesehatan ini multifaktor, jadi banyak sekali yang perlu diintegrasikan terutama jika dilevel puskesmas maupun rumah sakit.

Harapannya, peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan dengan baik serta menerapkan ilmu yang didapat untuk menolong ibu hamil maupun bayi agar tidak menambah AKI dan AKB.

Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara.